FAEDAH AS-SUNNAH MANADO 🇮🇩
2.8K subscribers
3.18K photos
108 videos
66 files
6.76K links
Wasilah Dakwah Salafiyyah Manado.
Chanel Resmi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Manado, Di bawah Bimbingan Al-Ustadz Adnan bin Abdul Majid حفظه الله تعالى

Live streaming Kajian:

RADIO SYARIAH.

http://radioislam.id/RadioIslamAsSunnahManado
Download Telegram
BERSABARLAH DALAM MENCARI REZEKI YANG HALAL


Asy-Syaikh Abu Muhammad Shalah Kantusy berkata,

إن كنت خائفا على رزقك فاعلم أن النبي صلى الله عليه وسلم يقول: إن روح القدس قد نفث في روعي أن لا تموت نفس حتى تستوفي رزقها وأجلها فاتقوا الله وأجملوا في الطلب . كل رزق أتاك فمن الله عز وجل لكن من الناس من يستعجل في رزقه فيحصل عليه بسرقة ومن الناس من يستعجل في رزقه فيحصل عليه بالرشوة ومن الناس من يستعجل في رزقه فيحصل عليه بالكذب واللف والدوران والمراوغة وإلى غير ذلكم. ومن الناس من يصبر يأخذه بوجه حلال.

"Jika engkau khawatir terhadap rezekimu, maka ketahuilah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya Ruhul Qudus (Jibril) telah membisikkan ke dalam hatiku bahwa suatu jiwa itu tidak akan meninggal hingga disempurnakan rezeki dan ajalnya. Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mencari rezeki.'

Setiap rezeki yang datang kepadamu, maka itu dari Allah 'Azza wa Jalla. Tetapi, di antara manusia ada yang terburu-buru untuk mendapatkan rezeki sehingga dia cari dengan cara mencuri, suap-menyuap, berdusta, berbelit-belit, dan dengan cara penipuan. Di antara manusia ada yang bersabar, dia berkomitmen dalam hidupnya untuk mengambil rezeki dengan cara yang halal."


📖 Sumber :
https://bit.ly/30oY3TV
Menit 17:31 - 18:25.
@alfudhail


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
KENGERIAN SUARA MAYIT SEBELUM DIKUBURKAN


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا وُضِعَتْ الْجِنَازَةُ وَاحْتَمَلَهَا الرِّجَالُ عَلَى أَعْنَاقِهِمْ فَإِنْ كَانَتْ صَالِحَةً قَالَتْ قَدِّمُونِي وَإِنْ كَانَتْ غَيْرَ صَالِحَةٍ قَالَتْ يَا وَيْلَهَا أَيْنَ يَذْهَبُونَ بِهَا يَسْمَعُ صَوْتَهَا كُلُّ شَيْءٍ إِلَّا الْإِنْسَانَ وَلَوْ سَمِعَهُ صَعِقَ

"Jika jenazah diletakkan lalu dibawa oleh para laki-laki di atas pundak mereka, maka jika jenazah tersebut adalah orang shalih (semasa hidupnya), maka jenazah tersebut berkata,

'Bersegeralah kalian (membawa aku).'

Dan jika dia bukan orang shalih, maka dia akan berkata,

'Celaka, kemana mereka akan membawanya?'

Suara jenazah itu akan didengar oleh semua makhluk kecuali manusia dan seandainya manusia mendengarnya, niscaya dia akan pingsan."

HR. Bukhari dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu

#hadits #kubur
@KajianIslamTemanggung


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
┈┉┉━❁ ﷽ ❁━┉┉┈

Yuk simak kajian:

Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid Hafidzahullah.

Kajian Kitab Fathul Baary Bisyarh Shohih Al-Bukhary.

SIMAK DI RADIO SYARIAH.
Radio Islam Assunnah Manado 2.

Audio rekaman :

https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
.
┈┉┉━❁ ﷽ ❁━┉┉┈

SUDAH DI MULAI...

📚 "KITAB FATHUL MAJID SYARH KITABUT-TAUHID".

(Lil Imamil Mujaddid : Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah ta'ala).

Di Syarah oleh : Asy-Syaikh al-Allamah Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu ta'ala.

🎙️Bersama, Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid hafidzahullah.

Untuk Audio Rekaman, bisa Gabung di :

https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado


KEUTAMAAN MEMBAHAGIAKAN SEORANG MUSLIM.


Dalam agama Islam, kebahagiaan bukan hanya ditujukan untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, sebagai teladan utama umat muslim, memberikan pedoman penting mengenai keberkahan dalam membahagiakan sesama muslim. Hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhu memberikan panduan yang berharga dalam mencari kebahagiaan yang sejati.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ الناسِ إلى اللهِ أنفعُهم للناسِ ، وأَحَبُّ الأعمالِ إلى اللهِ عزَّ وجلَّ سرورٌ تُدخِلُه على مسلمٍ

“Orang yang paling Allah cintai adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia. Dan amalan yang paling Allah cintai adalah engkau memberikan kebahagiaan kepada seorang muslim.”

(HR. Ath-Thobarani dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam ash-Shahihah 906).

Dari hadis ini, kita bisa memahami beberapa hal penting. Pertama, Allah sangat mencintai orang-orang yang memberikan manfaat bagi sesama. Menjadi seseorang yang bermanfaat berarti kita memberikan perhatian, dukungan, dan pertolongan kepada orang lain dengan tulus dan ikhlas. Hal ini mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti memberikan nasihat yang baik, membantu dalam kesulitan, dan memberikan sumbangan kepada yang membutuhkan. Dengan menjadi orang yang bermanfaat, kita tidak hanya mendapatkan kebahagiaan dari Allah, tetapi juga memperoleh rasa puas dan kepuasan dalam diri kita sendiri.

Kedua, amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah memberikan kebahagiaan kepada seorang muslim. Ini menunjukkan pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan sesama muslim. Kita harus saling mendukung, membangun, dan menyemangati satu sama lain. Memberikan kebahagiaan kepada sesama muslim bisa berarti memberikan bantuan dalam hal materi, emosi, atau spiritual. Misalnya, memberikan sedekah kepada yang membutuhkan, memberikan senyuman dan kata-kata semangat kepada yang sedang berduka, atau membantu seseorang dalam memahami ajaran agama.

Melalui hadis ini, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan kita untuk melihat kebahagiaan sebagai tujuan yang lebih besar. Kebahagiaan sejati terletak dalam memberikan kebahagiaan kepada orang lain, terutama sesama muslim. Ketika kita berupaya membahagiakan orang lain, Allah akan membalasnya dengan berkah dan kebahagiaan yang berlipat ganda. Allahu a’lam


Lihat selengkapnya di:
https://salafytemanggung.com/membahagiakan-seorang-muslim/


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado


MENJAGA KESEHATAN DENGAN SABAR...


Imam Ibnul Qayyim rahimahullah memberikan nasihat berharga tentang pentingnya kesabaran dalam menjaga kesehatan tubuh, hati, dan jiwa kita. Dalam perkataannya, beliau menyatakan bahwa mayoritas penyakit badan dan kalbu muncul karena kurangnya kesabaran.

Imam Ibnul Qayyim menegaskan bahwa kesehatan tubuh, hati, dan jiwa kita tidak dapat dijaga dengan baik tanpa adanya kesabaran. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya nilai ini dalam ajaran Islam. Mari kita cermati hikmah dari perkataan beliau:

“أكثر أسقام البدن والقلب إنما تنشأ عن عدم الصبر، فما حفظت صحة القلوب والأبدان والأرواح بمثل الصبر.”

“Mayoritas penyakit badan dan kalbu tiada lain muncul dari tidak adanya kesabaran. Maka tidaklah akan terjaga kesehatan kalbu, badan, dan ruh dengan semisal kesabaran.” (Zaadul Ma’aad 4/306)

Kesabaran adalah salah satu nilai utama dalam Islam yang diajarkan untuk menghadapi cobaan dan ujian kehidupan. Kesabaran untuk menjauhi perkara-perkara yang dikarang dalam agama. Karena semua perkara yang dilarang dalam agama dapat memberikan dampak tidak baik di dunia maupun akhirat.

Dalam konteks kesehatan, kesabaran dapat membantu kita menghadapi penyakit atau masalah kesehatan dengan sikap positif. Kesabaran membantu mengurangi stres dan kecemasan, yang dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Dengan bersabar, kita dapat lebih baik menjaga pola makan yang sehat, rutin berolahraga, dan menjaga keseimbangan emosi.

Jadi, hikmah dari perkataan Imam Ibnul Qayyim mengingatkan kita untuk menjadikan kesabaran sebagai sahabat dalam menjaga kesehatan tubuh, hati, dan jiwa kita. Dengan kesabaran, kita dapat mencapai kesejahteraan yang lebih baik dalam hidup kita.

Kesabaran adalah sebuah kunci untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran berharga dari ajaran Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Allahu a’lam


Lihat selengkapnya di:
https://salafytemanggung.com/menjaga-kesehatan-dengan-sabar/


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado


OBAT AMPUH YANG TERLUPAKAN...


Seiring berjalannya waktu, keberlanjutan teknologi dan perkembangan ilmu kedokteran, seringkali membuat kita melupakan metode pengobatan ala Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Dalam konteks ini, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,

اﻷﺩﻭﻳﺔ ﺃﻧﻮاﻉ ﻛﺜﻴﺮﺓ ، ﻭاﻟﺪﻋﺎء ﻭاﻟﺮﻗﻰ ﺃﻋﻈﻢ ﻧﻮﻋﻲ اﻟﺪﻭاء

Obat-obatan itu sangat banyak jenisnya dan yang paling utamanya adalah doa dan ruqyah. [Al-Mustadrak: 3/140]

Doa, sebagai bentuk komunikasi langsung dengan Sang Pencipta, merupakan obat yang sangat ampuh dan luar biasa. Kekuatan keyakinan dan harapan yang terpancar dari doa dapat memengaruhi proses penyembuhan secara keseluruhan dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam Islam, banyak doa-doa khusus yang diajarkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit, baik fisik maupun mental. Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah mengajarkan doa-doa tersebut kepada shahabatnya.

Ruqyah, yang merujuk pada bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah ﷺ untuk tujuan penyembuhan, juga menjadi salah satu obat yang seringkali terabaikan. Dalam pandangan Islam, ruqyah dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyembuhkan penyakit jasmani dan rohani.

Dengan seizin Allah Ta’ala, bimbingan Nabi di atas dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Allahu a’lam


Lihat selengkapnya di:
https://salafytemanggung.com/obat-ampuh-yang-terlupakan/


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
FAEDAH AS-SUNNAH MANADO 🇮🇩
KAJIAN ISLAM ILMIAH AHLUSSUNAH GORONTALO. Bersama : Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid hafidzahullah ta'ala Al-Ustadz Abu Hafsh Umar Poso hafidzahullah ta'ala.
Simak saat ini...

Kajian Islam Ilmiah Gorontalo.

Bersama, Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid hafidzahullah ta'ala.

Pembahasan Kitab Mukhtasar Minhajul Qashidin.

Livestreaming Radio Syariah.
Radio Syabab Gorontalo.
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado


WASPADAI PERANGAI MUNAFIK...!


Wahb bin Munabbih rahimahullah mengungkapkan suatu hakikat yang perlu diwaspadai dalam perilaku manusia, terutama dalam konteks akhlak dan keimanan. Dalam penuturannya, beliau menyatakan,

مِنْ خِصَالِ الْمُنَافِقِ أَنْ يُحِبَّ الْحَمْدَ وَيُبْغِضَ الذَّمَّ

“Di antara ciri-ciri orang munafik adalah suka mendapat pujian dan membenci celaan.” (Mushonnaf Ibni Abi Syaibah 35177)

Pernyataan ini merangkum sifat-sifat yang perlu diwaspadai oleh setiap individu agar tidak terjerumus dalam perilaku munafik. Pertama, kecenderungan untuk menyukai pujian mengindikasikan bahwa seseorang mungkin lebih peduli dengan citra dan reputasi dihadapan manusia. Munafik cenderung mencari validasi dan sanjungan dari orang lain.

Kedua, rasa benci terhadap celaan menunjukkan ketidakmampuan untuk menerima kritik dengan hati yang terbuka. Orang munafik merasa terancam ketika kekurangan mereka diungkapkan, sehingga mereka mengembangkan sikap defensif dan penolakan terhadap setiap kritik yang diberikan.

Sifat-sifat ini menciptakan lingkungan yang tidak sehat di dalam diri seseorang. Kejujuran dan kemajuan pribadi dapat terhambat karena fokus pada citra yang dibangun berdasarkan pujian dan ketakutan akan celaan. Sikap ini bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang menekankan pentingnya introspeksi, koreksi diri, dan kesiapan untuk menerima masukan konstruktif selama tidak pelanggaran terhadap syariat Islam.

Sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk selalu berusaha menjadi pribadi yang jujur, tulus, dan terbuka terhadap kebenaran. Dari siapa pun datangnya kebenaran itu. Hindarilah kecenderungan munafik yang merugikan diri sendiri dan masyarakat. Dengan menghindari kecintaan berlebihan terhadap pujian dan kebencian terhadap celaan, kita dapat membangun kepribadian yang kuat, teguh, dan selaras dengan ajaran agama Islam. Allahu a’lam


Lihat selengkapnya di:
https://salafytemanggung.com/waspadai-perangai-munafik/


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado


BERPIKIR SEBELUM MENEKAN TOMBOL “KIRIM”


Saudaraku, kaum muslimin rahimakumullah.

Dari uraian singkat di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwa apabila kita ingin berucap atau menyampaikan suatu berita dan share suatu informasi,

1⃣ Berhenti dahulu untuk berpikir. Jangan tergesa-gesa. Takut dan bertakwalah kepada Allah. Mintalah petunjuk kepada Allah. Semoga Allah memberikan kepada kita taufik dan petunjuk-Nya.

2⃣ Apakah yang akan disampaikan ada penyelisihan syariat? Apakah yang akan disampaikan adalah kebenaran atau kedustaan (hoaks)?Apakah yang akan disampaikan adalah valid dan bersumber dari pihak yang kredibel?

3⃣ Apakah yang akan disampaikan adalah kebaikan atau kejelekan? Apakah yang akan disampaikan ada mudarat atau efek negatifnya? Apakah ada pihak yang terzalimi dan tersinggung dengan apa yang kita sampaikan? Apakah yang akan disampaikan ada maslahatnya atau tidak?

4⃣ Apakah saya memiliki kewenangan untuk menyampaikan hal ini? Apakah tepat jika saya sampaikan sekarang atau sebaiknya ditunda atau ditahan? Apakah kondisinya memungkinkan untuk saya menyampaikan hal ini?

5⃣ Siapa saja yang akan membaca atau mendengar informasi yang akan saya sampaikan ini? Apakah saya sampaikan di grup atau japri?

6⃣ Apakah saya perlu meminta pertimbangan pihak yang memiliki kompetensi dalam hal ini? Apakah saya perlu meminta izin untuk menyebarkannya? Apakah informasi ini bersifat rahasia? Apakah informasi ini cocok jika diterapkan di tempat kita? Atau hanya bisa diaplikasikan pada kondisi dan tempat tertentu?


Ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, akan ada dua keadaan jawaban: yakin atau ragu.

Apabila petanyaan-pertanyaan di atas bisa kita jawab dalam benak kita dengan yakin, barulah kita bisa memutuskan apakah kita yakin akan meneruskan atau menghentikan. Jika ragu, hendaklah kita menahan diri (tidak menyampaikan).

Secara umum, sebenarnya tidak ada yang mengharuskan kita menyebarkan informasi tersebut. Demikian pula, tidak ada yang menghukum kita jika kita tidak menyebarkannya. Berbeda halnya apabila kita memang diberi amanat dalam hal ini.

Tidak lupa, kami mengingatkan kembali tentang pentingnya bertanya dan meminta bimbingan kepada orang yang berilmu dalam hal penyebaran suatu informasi.

Termasuk jawaban yang tidak seyogianya disampaikan ketika ada yang mempertanyakan validitas informasi yang kita share adalah, “Maaf, saya hanya copas dari grup sebelah.”

Jawaban seperti ini dikhawatirkan termasuk jawaban yang kurang bijak, lebih tepatnya kurang bertanggung jawab. Seolah-olah tanggung jawab ingin dilemparkan kepada “grup sebelah”.

Ketika kita menyampaikan sebuah berita, saat itulah tanggung jawab sudah menempel di pundak kita. Apabila Anda belum memastikan validitasnya, mengapa ikut menyebarkannya?

Jika memang harus menyebarkan berita, pilihlah dari sumber yang resmi dan kredibel. Hendaklah Anda bertanya dan meminta bimbingan kepada orang yang berilmu dan pihak yang kredibel.


Simak selengkapnya:
https://asysyariah.com/nasihat-untuk-menjaga-lisan-tulisan-pada-masa-wabah/
https://tttttt.me/asysyariah


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
KEAMANAN ADALAH NIKMAT YANG SANGAT BESAR.


Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafidzahullah berkata,

الأمن ضرورة لكل مجتمع لأن به تتم المصالح تستقيم المصالح وتستتم وبفقده تضيع الحقوق وتضيع المصالح ويحصل القلق والخوف ، تحصل الفوضى ويتسلط الظلمة على الناس يحصل السلب والنهب تسفك الدماء تنتهك الأعراض إلى غير ذلك

"Keamanan merupakan perkara yang sangat vital dalam kehidupan setiap masyarakat. Karena dengan keamanan akan terwujud dan sempurna berbagai kemaslahatan umat.

Sementara hilangnya keamanan akan menyebabkan terlantarnya hak-hak dan berbagai maslahat manusia, munculnya kekacauan, rasa takut dan huru-hara.

Orang-orang zalim akan berkuasa atas manusia, terjadilah perampasan, perampokan harta, pertumpahan darah, jatuhnya kehormatan, dan lain sebagainya."

(Situs Resmi Syaikh Shalih al-Fauzan hafidzahullah).

#nasehat #keamanan #nikmat #besar @KajianIslamTemanggung


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
TAKDIR ALLAH ITU BEGITU INDAH


Al-Imam Ibnu al-Qayyim berkata,

وَقَدْ قَالَ تَعَالَى: {وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ} [البقرة: ٢١٦] وَقَدْ قَالَ بَعْضُ الْعَارِفِينَ: ارْضَ عَنِ اللَّهِ فِي جَمِيعِ مَا يَفْعَلُهُ بِكَ. فَإِنَّهُ مَا مَنَعَكَ إِلَّا لِيُعْطِيَكَ. وَلَا ابْتَلَاكَ إِلَّا لِيُعَافِيَكَ. وَلَا أَمْرَضَكَ إِلَّا لِيَشْفِيَكَ. وَلَا أَمَاتَكَ إِلَّا لِيُحْيِيَكَ. فَإِيَّاكَ أَنْ تُفَارِقَ الرِّضَا عَنْهُ طَرْفَةَ عَيْنٍ. فَتَسْقُطَ مِنْ عَيْنِهِ.

"Sungguh Allah ta'ala berfirman,

'Bisa jadi kalian membenci sesuatu, padahal hal itu amat baik bagi kalian'( al-Baqarah: 216).

Sebagian orang bijak berkata,

'Hendaknya engkau rida terhadap Allah pada setiap yang Dia putuskan untukmu. Karena sesungguhnya tidaklah Dia mencegahmu dari sesuatu melainkan karena Dia ingin memberimu. Tidaklah Dia mengujimu melainkan untuk memberikan keselamatan kepadamu. Tidaklah Dia menjadikanmu sakit melainkan untuk menyembuhkanmu. Tidaklah dia mematikanmu melainkan untuk menghidupkanmu nantinya. Jangan sampai engkau terpisah dari sifat rida terhadapNya walaupun sekejap mata jika demikian, niscaya engkau akan menjadi jatuh dengan sebab itu.'"

📖 Sumber : Madārij as-Sālikīn, 2/208.
@alfudhail


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
PENTINGNYA RIDHA DENGAN TAKDIR ALLAH...


Al-Imam Ibnu al-Qayyim berkata,

مَنْ مَلَأَ قَلْبَهُ مِنَ الرِّضَا بِالْقَدَرِ: مَلَأَ اللَّهُ صَدْرَهُ غِنًى وَأَمْنًا وَقَنَاعَةً. وَفَرَّغَ قَلْبَهُ لِمَحَبَّتِهِ، وَالْإِنَابَةِ إِلَيْهِ، وَالتَّوَكُّلِ عَلَيْهِ. وَمَنْ فَاتَهُ حَظُّهُ مِنَ الرِّضَا: امْتَلَأَ قَلْبُهُ بِضِدِّ ذَلِكَ. وَاشْتَغَلَ عَمَّا فِيهِ سَعَادَتُهُ وَفَلَاحُهُ.

"Barang siapa yang memenuhi hatinya dengan rida terhadap takdir, niscaya akan Allah penuhi dadanya dengan kekayaan, keamanan dan sifat merasa cukup. Allah akan penuhi hatinya dengan kecintaan kepadaNya, senantiasa kembali kepadaNya dan bertawakal kepadaNya. Sedangkan orang yang tidak rida terhadap takdir, niscaya Allah penuhi hatinya dengan kebalikan dari sifat-sifat tersebut dan dia akan sibuk dengan sesuatu yang menghindarkannya dari kebahagiaan dan keberuntungan."

📖 Sumber : Madārij as-Sālikīn, 2/202.
@alfudhail


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado


JANGAN MERASA BANGGA DENGAN AMALANMU....


Setiap orang pasti pernah melakukan kebaikan dalam hidupnya. Kebaikan-kebaikan ini bisa berupa tindakan ringan yang mudah dilakukan seperti membantu sesama, memberikan sedekah, atau hanya sekadar tersenyum pada seseorang yang sedang membutuhkan semangat. Namun, seringkali kita merasa bangga dengan amalan-amalan kecil tersebut. Rasanya kita ingin menceritakannya kepada dunia, memamerkannya sebagai tanda kebaikan diri kita. Tapi, perlu diingat pesan bijak Salamah bin Dinar al-Makhzumi rahimahullah yang mengingatkan kita untuk tidak sombong dengan amalan kita.

Salah satu nasihat yang sangat berharga dari Salamah bin Dinar adalah,

أخفِ حسَنتِك كما تُخفي سيِّئتَك ، ولا تكونَّن معجبًا بعمَلك ، فلا تدري: أشَقيٌ أنتَ أم سَعيد

Sembunyikanlah kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan kejelekanmu. Dan janganlah engkau merasa bangga dengan amalanmu, karena engkau tidak tahu apakah engkau akan celaka ataupun bahagia.
(Syu’ab al-Iman karya Al-Baihaqi 6412)

Pesan ini mengingatkan kita untuk merahasiakan kebaikan yang kita lakukan. Karena dalam rangka untuk menjaga keikhlasan dan tujuan di balik amalan tersebut. Kebaikan yang ikhlas tidak boleh tercemar oleh niat untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain.

Pernyataan lain yang sangat kuat dalam nasihat Salamah bin Dinar adalah, “Dan janganlah engkau merasa bangga dengan amalanmu, karena engkau tidak tahu apakah engkau akan celaka ataupun bahagia.” Pesan ini mengingatkan bahwa tidak ada jaminan kebahagiaan dunia dan akhirat untuk kita. Kebaikan yang kita lakukan hari ini mungkin saja tidak menjamin kebahagiaan di masa depan, dan sebaliknya, kesalahan yang kita lakukan tidak mesti akan menjerumuskan dalam kesengsaraan di masa depan.

Dalam keseharian kita, seringkali kita melihat seseorang yang suka membanggakan diri dengan amalannya, bahkan di sosial media. Namun, pesan Salamah bin Dinar mengajarkan kita untuk merendahkan hati dan bersyukur kepada Allah atas segala kebaikan-Nya. Pelakunya rawan terjangkiti penyakit riya’.

Jangan pernah lupa bahwa setiap amalan baik adalah anugerah, dan kita tidak boleh merasa lebih baik atau lebih mulia dari orang lain karena amalan tersebut. Semua amalan itu adalah taufik dari Allah Ta’ala semata. Bukan karena kedudukan, ilmu, jasa,
atau amalan kita. Allahu a’lam


Lihat selengkapnya di:
https://salafytemanggung.com/jangan-merasa-bangga-dengan-amalanmu/


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
MINTALAH KEPADA ALLAH DALAM SETIAP URUSAN...


Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin berkata,

فلو قال أحدكم في دعائه: اللهم ارزقني سيارة جميلة، فهذا يصلح، لأن الرسول صلى الله عليه وسلم قال: «ليسأل أحدكم ربه حتى شراك نعله» ، ثم إن الدعاء عبادة فإذا دعوت الله بأي غرض لو قال الطالب وهو في أيام الامتحان: اللهم ارزقني نجاحا إلى درجة الممتاز فهذا يصلح، لأنه دعاء لله تخاطب الله
 

"Jika salah seorang dari kalian berdoa, 'Ya Allah, berilah aku rezeki mobil yang bagus', maka hal ini dibolehkan karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Hendaknya salah seorang dari kalian meminta kepada Rabbnya sekalipun dalam permasalahan tali sandalnya'.

Kemudian, doa itu adalah ibadah sekalipun engkau meminta apa saja dari tujuanmu. Jika seorang pelajar berdoa di waktu-waktu ujian dengan doa, 'Ya Allah, berilah aku rezeki agar berhasil sampai mendapatkan nilai yang tinggi', maka dibolehkan karena hal ini adalah doa kepada Allah, engkau memohon kepada Allah."

📖 Sumber : Majmū' al-Fatāwā, jilid 16, hlm. 18-19.
@alfudhail


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado


BERSABAR DARI KESEDIHAN DAN KESULITAN HIDUP AKAN MENAMBAHKAN KEUTAMAAN DAN PAHALA SESEORANG..


Asy-Syaikh Abdul Aziz Ibnu Baz Rahimahullah.

Pertanyaan:

Apakah bersabar atas apa-apa yang membuat sedih dan membuat sulit kehidupan seseorang mendapatkan pahala dan mengangkat derajatnya ?

Jawaban:

Ya, bersabar atas musibah-musibah(yang menimpa) adalah pendekatan diri kepada Allah,

Allah jalla wa'ala berfirman:

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ. الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ. أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

Artinya:

“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.’ Mereka itulah yang mendapat shalawat dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah: 155-157)

Dan juga berfirman:

واصبروا إن الله مع الصابرين

Artinya : Dan bersabarlah kalian sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar
Al Anfal : 46

Dan berfirman:

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya.” (Az Zumar: 10)

Dan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ؛ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Artinya:

“Sungguh menakjubkan urusan orang beriman. Seluruh urusannya merupakan kebaikan, dan ini tidak dimiliki kecuali oleh orang beriman. Jika mendapatkan kenikmatan, dia bersyukur, dan itu baik baginya; jika tertimpa musibah, dia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR. Muslim no. 7692)

Apabila menimpa seorang laki-laki atau perempuan kesulitan dan kesedihan seperti, terlilit hutang atau dimusuhi oleh seseorang dimusuhi kedua orang tuanya, atau tetangganya, dia bersabar dan tidak melakukan kecuali kebaikan maka dia mendapatkan pahala yang besar.

Demikian pula apabila dia bersabar terhadap penyakit, kesedihan, kematian kerabatnya, *semua itu didalamnya terdapat kebaikan dan keutamaan yang besar.*

Sumber :
http://www.binbaz.org.sa/noor/651 @alfudhail


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
APAKAH ORANG YANG PINGSAN WAJIB MENGGANTI SHALATNYA?


▪️ Berkata asy-Syaikh al-Faqih Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah,

"إذا أغمي على المريض وفقد الوعي فإنه لا صلاة عليه سواء توفى أو عافاه الله، فلو قدر أن المريض أغمي عليه لمدة يوم أو يومين أو شهر أو شهرين ثم أفاق فإنه لا قضاء عليه، ولا يمكن أن يقاس الإغماء على النوم؛ لأن النائم يمكن أن يستيقظ إذا أوقظ، والمغمى عليه لا يمكن، فهو في حال بين الجنون وبين النوم، والأصل براءة الذمة، وعلى هذا فيكون من أغمي عليه لمرض أو حادث فإنه لا يقضي الصلوات قلت أو كثرت. أما إذا أغمي عليه للبنج الذي استعمله باختياره، ولكنه لم يصح بعد البنج إلا بعد يومين، أو ثلاثة، فعليه أن يعيد الصلاة؛ لأن هذا حصل باختياره"

"Jika orang sakit sedang pingsan dan hilang kesadarannya maka tidak ada shalat baginya, tidak ada bedanya apakah selanjutnya dia wafat atau masih diselamatkan oleh Allah ﷻ. Kalau sekiranya orang yang sedang sakit itu pingsan selama satu atau dua hari, atau satu bulan, atau dua bulan kemudian ia siuman maka tidak ada kewajiban mengganti (shalat) baginya, dan tidak mungkin pingsan itu dianalogikan dengan tidur; karena orang yang sedang tidur itu bisa bangun jika dibangunkan, berbeda dengan orang yang sedang pingsan tidak bisa dibangunkan, ia dalam kondisi antara tidur gila dan tidur biasa, hukum asalnya adalah bebas dari tanggung jawab. Atas dasar inilah maka barang siapa yang pingsan karena penyakit atau karena kecelakaan maka ia tidak perlu mengganti shalatnya, baik waktu pingsannya sebentar atau lama.

Adapun jika pingsannya disebabkan oleh obat bius yang ia gunakan karena pilihannya sendiri, akan tetapi ia belum siuman juga kecuali setelah dua atau tiga hari, maka ia tetap wajib mengulangi shalatnya; karena hal itu terjadi karena pilihannya".

(Al-Liqa' asy-Syahri, kaset no. 48.
@hikmahsalafiyyah)


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
┈┉┉━❁ ﷽ ❁━┉┉┈

Yuk simak kajian:

Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid Hafidzahullah.

Kajian Kitab Fathul Baary Bisyarh Shohih Al-Bukhary.

SIMAK DI RADIO SYARIAH.
Radio Islam Assunnah Manado 2.

Audio rekaman :

https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
.
┈┉┉━❁ ﷽ ❁━┉┉┈

SUDAH DI MULAI...

📚 "KITAB FATHUL MAJID SYARH KITABUT-TAUHID".

(Lil Imamil Mujaddid : Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah ta'ala).

Di Syarah oleh : Asy-Syaikh al-Allamah Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu ta'ala.

🎙️Bersama, Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid hafidzahullah.

Untuk Audio Rekaman, bisa Gabung di :

https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
SESEORANG ITU BUTUH TERHADAP SAUDARANYA...


Asy-Syaikh Shalih Ibnu Abdil Aziz Alussyaikh hafidzahullah

Berkata Abdullah Ibnu Mas'ud radhiyallahuanhu:

أَنْتُمْ جِلاَءُ قَلْبِيْ

Artinya : "Kalian adalah pembersih hatiku"

Ini adalah termasuk wasiat-wasiat beliau, ucapan-ucapan agung yang mendidik, beliau mengucapkan ucapan ini kepada para sahabatnya

Al jila' adalah yang membersihkan sesuatu, jila'ul afham(pembersi pemahaman) maknanya adalah yang menjadikan pemahaman-pemahaman jernih, maka menjadi bersih dan bernar, jila'ul qalb (pembersih hati) adalah yang menjadikan hati sehat tidak sakit dan bersih,

Beliau radhiyallahuanhu adalah seorang pengajar, pendidik, mereka adalah murid-muridnya, sahabat-sahabatnya, mereka adalah para tabi'in,

Bagaimana bisa para tabi'in menjadi pembersih hati salah seorang sahabat dari sahabat-sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam ?

Jawabannya adalah dikarenakan seseorang membutuhkan sebagaimana dia dibutuhkan, seorang pengajar membutuhkan, demikian pula seorang pelajar membutuhkan,

Para sahabat mengajarkan ilmu, dan mereka juga membutuhkan orang-orang yang mengambil ilmu dari mereka, murid-murid para sahabat membutuhkan ilmu mereka,

Seseorang itu menjadi baik dengan sebab sahabat-sahabatnya, oleh karena itu beliau radhiyallahuanhu mengatakan:

أَنْتُمْ جِلاَءُ قَلْبِيْ
Artinya : "Kalian adalah pembersih hatiku"

Maknanya adalah orang-orang yang menghiasi hatiku.

Ucapan beliau ini membutuhkan perhatian bagi kita, bahwa seseorang membutuhkan sahabat-sahabat yang membantunya untuk senantiasa berada di atas kebenaran dan pertunjuk,

Perbuatan menyendiri adalah tercela, sungguh Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda:

إِنما يأكل الذئب من الغنم القاسية

Artinya: "serigala hanyalah memakan kambing yang menyendiri"

Terkadang seseorang mengira bahwa menyendiri itu terdapat kebaikan padanya, maka (kita katakan) ini dimasa fitnah, ketika tidak dijumpai orang yang menolongnya untuk tetap berada di atas kebenaran (menyendiri lebih utama baginya dalam keadaan seperti ini),

Dikarenakan Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إذا رأيتم شحا مطاعا وهوى متبعا ودنيا مؤثرة وإعجاب كل ذي رأي رأيه فعليك بخاصة نفسك ودع عنك أمر العامة فإن من وراءكم أيام الصبر...إلخ

Artinya: "Apabila kalian melihat kikir yang diperturutkan, hawa nafsu yang diikuti, dunia yang dikedepankan, setiap yang punya pendapat kagum terhadap pendapatnya, maka wajib bagimu untuk menjaga dirimu secara khusus, tinggalkan urusan orang banyak, maka sesungguhnya dibelakang kalian terdapat hari-hari kesabaran"

Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya sebagaimana dalam riwayat yang shahih dari beliau shallallahu alaihi wa sallam,

Kamu membutuhkan saudaramu, demikian pula sebaliknya, apabila kamu menyendiri, maka akan menyebabkan kerusakan pada hati, dikarenakan apabila kamu dapati seseorang yang bisa membantumu untuk berada di atas kebenaran, membantumu untuk tetap berada di atas petunjuk, maka sesungguhnya dia adalah pembersih hatimu,

Dia menolongmu, kamupun menolongnya, meluruskanmu, kamupun meluruskannya, dia menaatimu, kamupun menaatinya, dia menjelaskan kepadamu, kamupun menjelaskan kepadanya (saling melengkapi),

Sebagian penuntut ilmu terkadang menyendiri, sebagai contoh dia membahas suatu permasalahan sendiri tanpa ada seorang sahabat sama sekali, yang seperti ini tidak bagus,

Bahkan seorang sahabat apabila dia jujur, ikhlas sesungguh dia adalah pembersih hatimu,

Demikian pula manusia (semuanya) seorang pemuda, orang tua, anak-anak, laki-laki dan perempuan apabila mereka menyendiri, Syaithan akan mendatanginya, adapun apabila dia bersama para sahabatnya yang menolongnya untuk berada di atas kebenaran dan petunjuk, maka mereka adalah pembersih bagi hati, mereka menjauhkannya dari kebinasaan dan menjadikannya mencintai kebaikan, serta membenci kejelekan.

Sumber :
https://youtu.be/TFk6xqbWb54 @alfudhai


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
KESALAHAN BESAR YANG DILAKUKAN ORANG SAKIT YANG BUTUH UNTUK DIINGATKAN.


Syaikh Shalih bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah

Di sini wajib untuk diingatkan atas apa yang dilakukan sebagian orang yang sakit, dan mereka yang baru menjalani operasi bedah, lalu mereka meninggalkan shalat dengan alasan tidak mempu mengerjakan shalat secara sempurna, atau tidak mampu berwudhu, atau pakaiannya ada najis dan alasan lainnya.
Maka ini adalah kesalahan yang besar. Karena seorang muslim tidak boleh meninggalkan shalat.

Jika dia tidak mampu melaksanakan sebagian syarat shalat atau rukun atau wajibnya shalat, maka hendaknya dia shalat sesuai kondisinya.
Allah Ta’ala berfirman:

فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُمۡ

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.”
[QS. At-Taghabun: 16].

Dan sebagian orang sakit mengatakan :

“Jika saya sembuh maka saya akan mengganti semua shalatku yang aku tinggalkan selama sakit.”

Maka ini adalah kebodohan mereka, atau sikap bermudah-mudahan dari mereka.
Maka shalat harus dikerjakan pada waktunya sesuai kemampuan.
Tidak boleh diakhirkan dari waktunya, maka mesti diingatkan akan hal ini.

Maka pihak rumah sakit harus memperhatikan permasalahan agama, memperhatikan keadaan orang sakit dalam urusan shalat mereka dan juga kewajiban syariat yang mereka butuh untuk diterangkan.


(Al-Mulakhkhash Al-Fiqhiy 123.
@ahlussunnahposo).


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado