FAEDAH AS-SUNNAH MANADO 🇮🇩
2.81K subscribers
3.19K photos
109 videos
66 files
6.79K links
Wasilah Dakwah Salafiyyah Manado.
Chanel Resmi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Manado, Di bawah Bimbingan Al-Ustadz Adnan bin Abdul Majid حفظه الله تعالى

Live streaming Kajian:

RADIO SYARIAH.

http://radioislam.id/RadioIslamAsSunnahManado
Download Telegram
ANAK SHALIH MERUPAKAN AMAL SHALIH BAGI KEDUA ORANG TUA.


Asy-Syaikh Abdussalam bin Abdullah as-Sulaiman hafizhahullah berkata,

“Allah telah menganugerahkan kepada hamba-hambaNya berbagai kenikmatan yang agung. Di antara kenikmatan yang paling agung adalah nikmat diberi anak yang shalih, ia merupakan amal shalih bagi kedua orang tuanya di masa hidup atau setelah keduanya meninggal dunia.

Sebagaimana dikhabarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dari hadits Abu Hurairah radhiallahu 'anhu,

“Apabila anak Adam meninggal dunia, terputuslah seluruh amalannya kecuali dari tiga perkara..." Lalu beliau menyebutkan satu di antaranya, "yaitu anak shalih yang mendo’akannya.”

Oleh karenanya, perhatian para nabi dan orang-orang shalih begitu besar terhadap anak keturunan mereka, karena di balik itu ada kebaikan yang besar bagi mereka sendiri."


(Sumber: Tarbiyatul Aulad hal.6)

#Fawaidumum #anakshalih #tarbiyatulaulad @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
"HATI-HATI, INI TERMASUK PENYAKIT....!!!

Hati-hati dengan Status WA.

"Tidak Semua apa yang kita dengar langsung kita sampaikan ke orang.

Atau berita tentang diri kita yang sekarang ini di jadikan STATUS bahkan semua aktivitas dia akan di ketahui oleh orang. Mau mandi, mau ke pasar dia, mau kemana-kemana, mau umroh, mau haji dia, DAN INI TERMASUK PENYAKIT, semua dia mau sampaikan, semua dia mau beberkan....."


___

#Audio_kajian
#Faedah_ringkas
#ahlussunnah_manado


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado


KETAQWAAN ORANG TUA MENJADI SEBAB ALLAH MENJAGA ANAK KETURUNAN.

Pertanyaan:

Ketika orang tua berusaha untuk menjaga batasan-batasan agama Allah, apakah bisa menjadi sebab Allah menjaga anaknya?

Jawaban:

Syaikh Abdullah bin Abdurrahim al-Bukhari hafizhahullah berkata,

Ketakwaan orang tua akan menjaga anak-anaknya. Allah azza wa jalla berfirman

وَكَانَ أَبُوهُمَا صَٰلِحًا

“… dan ayahnya adalah seorang yang saleh.” (al-Kahfi: 82)

Pada ayat yang mulia ini ada dalil yang jelas bahwa orang yang saleh akan dijaga anak keturunannya. Peribadahan dan ketakwaannya kepada Allah azza wa jalla, serta kecukupan yang Dia karuniakan kepadanya berkat penghambaan yang dia realisasikan kepada-Nya juga meliputi dan berlanjut kebaikannya sampai anak-anak keturunannya sepeninggalnya. Misalnya, mereka akan memintakan syafaat untuk dirinya, mereka (anak keturunannya) mendapatkan syafaat dengan sebab dirinya, atau derajat mereka di angkat ke tempat yang tertinggi di surga.

Said bin Jubair rahimahullah berkata, “Dari sahabat Abdullah bin Abbas radhiallahu anhuma, terkait dengan ayat ini,

وَكَانَ أَبُوهُمَا صَٰلِحًا

‘… dan ayahnya adalah seorang yang saleh.’ (al-Kahfi: 82)

Beliau berkata, ‘Kedua anak tersebut dijaga dengan sebab kesalehan ayahnya.’[1]

Padahal jelas sekali ayat di atas tidak menyebutkan kesalehan sang anak. Jadi, sebagaimana yang kata Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, “Keduanya dijaga berkat sebab kesalehan ayahnya.”

Imam Muhammad bin al-Munkadir rahimahullah berkata, “Sungguh, dengan sebab seseorang menjaga (hak-hak dan batasan-batasan) Allah, Allah azza wa jalla benar-benar akan menjaga anaknya, cucunya, rumah tempat tinggalnya beserta isinya, dan rumah-rumah yang ada di sekitarnya. Senantiasa mereka mendapat penjagaan dan perlindungan dari Allah.”[2]

Dalam kitab tafsirnya, Imam Ibnu Katsir pada ayat tersebut berkata,

“Pada ayat ini terdapat dalil bahwa orang yang saleh akan terjaga anak-anak keturunannya. Keberkahan ibadahnya akan mencakup mereka di dunia dan akhirat, dalam bentuk syafaatnya untuk mereka dan derajat mereka diangkat ke tempat yang tertinggi di surga. Dengan demikian, dia merasa gembira dengan mereka. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Qur’an dan diriwayatkan dalam sunnah (hadits).”

Kemudian, Ibnu Katsir membawakan atsar Ibnu Abbas di atas.[3]

Jadi, penjagaan seorang hamba terhadap dirinya, ketekunannya dalam merealisasikan penghambaannya kepada Allah azza wa jalla, khasyah (rasa takut)nya kepada Allah saat ridha ataupun marah, dan keadaannya yang senantiasa menegakkan hak-hak Allah azza wa jalla, akan bermanfaat baginya dan bermanfaat bagi anak-anak keturunannya. Dengan izin Allah, kesalehan dan kebaikannya akan menjadi kebaikan bagi anak-anak dan keturunannya.

Namun, tidak berarti harus selalu demikian. Tidak berarti bahwa setiap orang saleh pasti nasib anaknya seperti dirinya. Tentunya tidak. Tidak selamanya demikian. Ada juga di antara para nabi Allah yang anak-anaknya tidak sejalan dengan orang tuanya, sebagaimana yang telah kita lewati pembahasannya pada ayat-ayat sebelumnya tentang ucapan Luqman menasihati putranya,

يَٰبُنَيَّ لَا تُشۡرِكۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّ ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِيمٌ

“Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah karena mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Luqman: 13)

Terkadang, Allah mengeluarkan yang hidup dari yang mati, terkadang Dia mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Jadi, tidak mesti anggota keluarganya sama dengan dirinya dalam hal kesalehan dan perbaikan. Hal ini sebagaimana firman Allah jalla wa ‘ala,

ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱمۡرَأَتَ نُوحٖ وَٱمۡرَأَتَ لُوطٍۖ كَانَتَا تَحۡتَ عَبۡدَيۡنِ مِنۡ عِبَادِنَا صَٰلِحَيۡنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمۡ يُغۡنِيَا عَنۡهُمَا مِنَ ٱللَّهِ شَيۡ‍ًٔا وَقِيلَ ٱدۡخُلَا ٱلنَّارَ مَعَ ٱلدَّٰخِلِينَ
Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya), “Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).” (at-Tahrim: 10)

Inti dari uraian ini adalah bahwa kesalehan orang tua memiliki pengaruh yang besar bagi (kebaikan) anak-anaknya.

(Sumber: Risalah Huququl Aulad ‘alal Aaba wal Ummahat hlm. 11—13, cetakan Dar Adhwa’ as-Salaf)

Catatan Kaki

[1] Riwayat Ibnul Mubarak dalam kitab az-Zuhd no. 332, al-Humaidi dalam Musnad-nya (1) no. 376, Ibnu Abid Dunia dalam kitab al-‘Iyal (1) no. 360, Tafsir ath-Thabari 18/91, dan al-Mustadrak karya al-Hakim 2/369. Syaikh Abdullah al-Bukhari berkata, “Sanadnya sahih.”

[2] Kitab Zuhud karya Ibnul Mubarak no. 330, Musnad al-Humaidi (1) no. 377, dan al-Hilyah karya Abu Nuaim 3/148. Syaikh Abdullah al-Bukhari berkata, “Sanadnya sahih sampai kepada Ibnul Munkadir rahimahullah.”

[3] Tafsir Ibnu Katsir 3/143 dan Jami’ul ‘Ulum wal Hikam 1/467.

(Ustadz Abu Ishaq Abdullah Nahar)

https://asysyariah.com/ketakwaan-orang-tua-menjadi-sebab-allah-menjaga-anak/

https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
SEBELUM TIBA PENYESALAN.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ

"Hingga apabila datang kepada seorang dari mereka kematian, lalu ia pun berkata, 'Tuhanku, kembalikan aku ke dunia.." (QS. Al-Mukminun:99)


Asy-Syaikh Abdurrahman as-Sa'di rahimahullah menjelaskan,

"Allah Ta'ala menceritakan keadaan orang yang sedang sakarotul maut dari kalangan pendosa lagi zhalim

Di saat itu ia menyesal ketika melihat tempat kembalinya dan menyaksikan amal buruknya.

Sehinggai ia meminta dikembalikan ke dunia,

Bukan untuk bersenang-senang dengan kelezatannya atau menumpahkan syahwatnya..

Namun katanya,

{لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ}

"Agar aku bisa melakukan amal shalih yang dahulu aku tinggalkan."

Sebelum datang penyesalan itu, marilah kita perbanyak melakukan amal shalih.

(Lihat Tafsir as-Sa'di hal.559)


#Fawaidumum #tafsir #penyesalan #taubat #ibadah @warisansalaf

https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
Yuk simak kajian:

Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid Hafidzahullah.

Kajian Kitab Shohih Bukhary. (Kitabun-Nikah).

Bab. Tidak boleh melamar diatas lamaran orang lain, sampai ada kepastian jadi atau tidaknya lamaran yang pertama.

SIMAK DI RADIO SYARIAH.

Radio Islam Assunnah Manado.

Audio rekaman :

https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
┈┉┉━❁ ﷽ ❁━┉┉┈

Sedang Berlangsung Kajian Rutin Di Masjid Fastabiqul Khairat, Ma'had Assunnah Manado,

📖 KAJIAN KITAB AL-JAAMI' LI IBAADATILLAAHI WAHDAH. (Dalil tentang Khusyu' adalah Ibadah).

🎙 Bersama, Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid حفظه الله.

Untuk yang berhalangan hadir bisa disimak melalui Audio Streaming

📱 Aplikasi Radio Syariah :

RADIO ISLAM AS-SUNNAH MANADO. 2.


Update Audio Kajian:

https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
MEREKA ITULAH ORANG-ORANG YANG TELAH ALLAH UJI HATI MEREKA UNTUK BERTAKWA


Umar bin al-Khattab radhiallahu 'anhu berkata,

أن الذي تشتهي نفسه المعاصي ويتركها لله عز وجل من الذين امتحن الله قلوبهم للتقوى لهم مفغرة وأجر عظيم

"Bahwasanya seorang yang jiwanya sangat ingin melakukan kemaksiatan, lalu ia meninggalkan kemaksiatan itu karena Allah Azza wa Jalla, maka ia termasuk orang-orang yang telah Allah uji hati mereka untuk bertakwa, bagi mereka ampunan dan pahala yang besar." (Al-Faroid li Ibnil Qoyyim 110)

Beliau mengisyaratkan kepada firman Allah Ta'ala,

إِِنَّ الَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوَاتَهُمْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ أُولَئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوَى لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ

"Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Hujurot:3)


#Fawaidumum #tafsir #takwa #hati @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
KEPADA WANITA MUSLIMAH....


Asy-Syaikh Muhammad bin Sa'id Ruslan hafizhahullah berkata,

"Seorang wanita muslimah hendaknya bertakwa kepada Allah Rabbul 'alamin terhadap putri-putri mereka,

hendaknya ia:


'mengajari mereka (membaca) al Qur'anul Azhim dan sholat, memerintahkan mereka mengerjakan shalat dan berhijab, dan memelihara sifat malu (pada dirinya), karena sifat malu merupakan akhlak Islam, berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

إن لكل دين خلقا وخلق الإسلام الحياء

Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlaknya (masing-masing), sementara akhlaknya Islam adalah sifat malu." ( HR. Ibnu Majah, dishahihkan Syaikh al Albani )


"Seorang wanita muslimah hendaknya tidak sering keluar rumah dan bepergian, dan hendaknya ia tidak pergi ke pasar kecuali karena kebutuhan yang sangat darurat. Karena pasar merupakan tempat berkumpulnya para syaithan.

Dalam hadits Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma disebutkan,

خير البقاع المساجد وشر البقاع الأسواق

"Sebaik-baik tempat adalah masjid dan sejelek-jelek tempat adalah pasar." ( Dihasankan al Albani dalam Shahih al Jami' no.3271 )


Sumber: Nashoih Muhimmah wa Taujihat hal.32.


#Fawaidumum #akhlak #muslimah @warisansalaf

https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
ANTARA HARAPAN DAN RASA TAKUT.


Dari Abdullah bin Mas'ud Radhiallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,

الجنّةُ أقربُ إلى أحدِكم من شِراكِ نعلِه، والنّار مثْلُ ذلك

"Surga lebih dekat kepada kalian dari tali sandalnya dan neraka juga seperti itu." (HR. Al-Bukhari no.6488)


Faedah:

🔹 Pada hadits ini ada penjelasan bahwasanya keta'atan akan menyampaikan kepada surga, dan kemaksiatan akan menyampaikan kepada neraka.

🔹 Bahwasanya keta'atan dan kemaksiatan bisa saja pada perkara-perkara yang mudah dilakukan.

🔹 Sepantasanya bagi seseorang tidak membiarkan kebaikan yang sedikit melainkan ia kerjakan dan kelejekan yang kecil melainkan ia jauhi.

🔹 Ibnul Jauzi berkata, "Makna hadits ini bahwasanya meraih surga merupakan perkara mudah, yaitu dengan memperbaiki niat dan melakukan keta'atan. Demikian juga meraih neraka (juga perkara mudah) yaitu dengan mencocoki hawa nafsu dan melakukan kemaksiatan.


(Fathul Baari 11/321).


@warisansalaf
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
JANGAN MENYULITKAN PERNIKAHAN.


Dari 'Uqbah bin Amir radhiallahu 'anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

خير النكاح أيسره

"Sebaik-baik pernikahan adalah yang termudah pelaksanaannya." (Shahih al-Jami' ash-Shaghir no.3300)


Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

أَنَّ الْمُغَالَاةَ فِي الْمَهْرِ مَكْرُوهَةٌ فِي النِّكَاحِ وَأَنَّهَا مِنْ قِلَّةِ بَرَكَتِهِ وَعُسْرِهِ

"Berlebihan dalam mematok mahar adalah makruh dalam pernikahan, ia menjadi sebab kurangnya berkah dan menyulitkan pernikahan tersebut." (Zadul Ma'ad 5/178)


#Fawaidumum #akhlaq #akhlaq #nikah @warisansalaf

https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
SATU AKHLAK YANG BURUK AKAN MERUSAK SEMUA AKHLAK BAIK


▪️ Berkata al-Imam Abu Hatim Ibnu Hibban al-Busti rahimahullah,

"الواجب على العاقل أن يتحبب إلى الناس بلزوم حسن الخلق وترك سوء الخلق، لأن الخلق الحسن يذيب الخطايا كما تذيب الشمس الجليد وإن الخلق السيء ليفسد العمل كما يفسد الخل العسل، وقد تكون في الرجل أخلاق كثيرة صالحة كلها وخلق سيء فيفسد الخلق السيء الأخلاق الصالحة كله".

"Wajib atas orang berakal untuk manempuh sebab agar manusia cinta kepadanya dengan berkomitmen menjaga perilaku yang baik dan meninggalkan perilaku yang buruk. Karena akhlak yang baik akan melebur kesalahan-kesalahan sebagaimana matahari mencairkan es yang beku. Adapun akhlak yang buruk pasti akan merusak ilmu sebagaimana cuka merusak madu.

Bisa jadi pada diri seseorang terdapat banyak akhlak yang kesemuanya baik, namun dia memiliki satu akhlak yang buruk, maka satu akhlak yang buruk itu akan merusak semua akhlak baik tersebut."


(Raudhatul Uqala' wa Nuzhatul Fudhala' hlm. 51).


• • • •
@hikmahsalafiyyah
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
SUDAH MULAI SAAT INI...

TAUSIYYAH UNTUK SANTRI DAN UMUM.

Bersama, Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid hafidzahullah.

Hari ini, Ahad 23 Syawwal 1444 H/ 14 Mei 2023 M.

Pukul, 12.30 WIB (atau 13.30 Wita waktu Manado) & sebntar Ba'da Maghrib (Ba'da Isya waktu Manado).

Live radio Syariah.
Radio Al-Faruq 1.
Sudah Mulai.

Tausiyah Umum.

Bersama, Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid hafidzahullah

Dari Masjid An-Nur Ma'had Al- Faruq As-Salafy Kalibagor Purwokerto.

Livestreaming
Radio Syariah
Radio Al-Faruq 1.
ORANG TUA MENJADI TELADAN BAGI KELUARGANYA


Al-Fudhail bin Iyadh (W 187H) rahimahullah berkata,

"Malik bin Dinar melihat seorang laki-laki yang jelek shalatnya. Lalu ia berkata, 'betapa kasihannya aku terhadap keluarganya.'

Maka ada yang bertanya kepadanya, "Wahai Abu Yahya (yakni Malik bin Dinar,pen), orang ini yang shalatnya jelek tapi engkau mengasihani keluarganya?"

Ia menjawab, "Sesungguhnya ia adalah pemimpin mereka dan darinyalah mereka belajar."


Sumber: Hilyatul Auliya (2/383)


@warisansalaf
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
SUDAHLAH.. MAAFKAN SAJA SAUDARAMU.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Hendaknya mereka memaafkan dan berlapang dada. Tidakkah kalian suka Allah mengampuni kalian? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An-Nuur:22)


Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata,

مَاذَا يَنْفَعُكَ أَنْ يُعَذَّبَ أَخُوكَ المسلم بسببك؟ وقد قال تَعَالَى (فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ أنه لا يحب الظالمين)

"Apa untungnya bagimu bila saudaramu muslim mendapatkan adzab karena sebab (do'a)mu? Padahal Allah Ta'ala telah berfirman,

"Barangsiapa memaafkan dan berbuat kebaikan maka pahalanya atas Allah, Dia tidak menyukai orang-orang zhalim." (QS. Asy-Syuro:40)

(Lihat al-Bidayah wa an-Nihayah 10/335)

Seandainya kamu tidak ridha dengan kesalahan saudaramu, lalu kamu do'akan kejelekan baginya, kemudian Allah mengabulkan do'amu sehingga saudaramu mendapatkan musibah dan malapetaka di Dunia, atau adzab di akhirat. kira-kira apa untungnya bagimu?

Tidakkah sebaiknya kamu memaafkannya dan mengharapkan pahala yang besar di sisi Allah subhanahu wa Ta'ala.

Demikianlah yang dimaksudkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah. wallahu a'lam


#Fawaidumum #memaafkan #akhlaq #akhlak @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
TAK BISA KE LAIN HATI


(Kisah kesetiaan abadi Ummu Darda terhadap suaminya).

Hari itu, Ummu Darda' bergumam dalam doanya,

اللَّهُمَّ إِنَّ أَبَا الدَّرْدَاءِ خَطَبَنِي فَتَزَوَّجَنِي فِي الدُّنْيَا، اللَّهُمَّ فَأَنَا أَخْطُبُهُ إِلَيْك،َ وَأَسْأَلُكَ أَنْ تُزَوِّجَنِيهِ فِي الْجَنَّةِ

"Duhai Allah, sesungguhnya Abu Darda' telah resmi melamarku, dan mengikat daku dalam mahligai pernikahan di dunia ini.

Oleh karena itu Ya Allah, kini Aku meminangnya, dan memintanya kepadamu, agar nanti engkau nikahkan daku dan dia di JannahMu kelak."

Mendengar hal itu, Abu Darda' lantas membalasnya dengan mengatakan,

فَإِنْ أَرَدْتِ ذَلِكَ فَكُنْتُ أَنَا الأَوَّلَ فَلا تَتَزَوَّجِي بَعْدِي

"Jika engkau memang menginginkan hal itu, maka Aku adalah cintamu yang pertama. Dan, janganlah engkau menikah lagi dengan pria lain sepeninggalku nanti."

Berlalu masa, akhirnya Abu Darda' lebih dahulu wafat meninggalkan dunia ini.

Kala itu, Ummu Darda' dikenal seorang wanita yang berparas cantik dan begitu gemulai.

Berselang waktu, sahabat Muawiyah datang untuk meminang Ummu Darda. Namun Ummu Darda' menolak hasrat baik tersebut dengan mengatakan;

لا وَاللَّهِ لا أَتَزَوَّجُ زَوْجًا فِي الدُّنْيَا حَتَّى أَتَزَوَّجَ أَبَا الدَّرْدَاءِ إِنْ شَاءَ اللَّهُ فِي الْجَنَّةِ

"Tidak, demi Allah. Sungguh Aku tak akan menikah lagi di dunia ini, sehingga nanti dengan izinNya, Allah nikahkan kembali Aku dan Abu Darda' di JannahNya kelak."

(Hilyatul Auliya, 1/224).


KETERANGAN:

Ummu Darda' memohon dalam doanya seperti itu, karena di Jannah kelak, seorang wanita akan disandingkan kembali dengan suaminya yang terakhir ia nikahkan saat di dunia. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:

أَيُّمَا امْرَأَةٍ تُوُفِّيَ عَنْهَا زَوْجُهَا فَتَزَوَّجَتْ بَعْدَهُ فَهِيَ لِآخِرِ أَزْوَاجِهَا

“Wanita manapun yang ditinggal mati suaminya, kemudian si wanita menikah lagi, maka dia menjadi istri bagi suaminya yang terakhir.”

(HR. Ath-Thabarani dalam Al-Mu'jam Al-Washith dari Abu Darda'. Dishahihan oleh Al-Imam Al-Albani dalam Ash-Shahihah 3/275)

Dengan cara itu, Ummu Darda' berharap Allah satukan kembali dirinya dengan Abu Darda di JannahNya kelak. Wallahu a'lam (pen).


#Fawaidumum #cinta #kesetiaan #suami_istri @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
Sudah Mulai...

Tausiyah, Bersama Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid hafidzahullah.

Dari Masjid Az-Zuhud Petanahan Kebumen.

Live Radio Syariah.
Radio Anwarus Sunnah Kebumen.
PELAJARAN ADAB :
"ADAB PENUNTUT ILMU".


(Membersihkan Zhahir dan Batin dari Dosa dan Penyimpangan)

Membersihkan diri dari kemaksiatan dan penyimpangan merupakan bagian penting dari adab penuntut ilmu. Bagaimana tidak, dengan menjaga kebersihan diri dari kemaksiatan dan penyimpang seorang penuntut ilmu akan dengan mudah menerima ilmu yang dipelajarinya. Karena ilmu adalah cahaya yang Allah berikan kepada orang yang hatinya bersih.

Ibnu Mas'ud Radhiallahu 'anhu berkata,

"Ilmu bukanlah dengan banyaknya periwayatan, akan tetapi ilmu adalah cahaya yang Allah tanamkan di dalam hati."

Sehingga, sangat mustahil Allah akan memberikan cahaya ilmu kepada hati yang kotor dan berkarat karena kemaksiatan atau penyimpangan.

Ibnul Qoyyim Rahimahullahu Ta'ala berkata, "dan pada kemaksiatan terdapat dampak yang jelek lagi tercela, yang membahayakan bagi hati dan tubuh di dunia dan akhirat sesuatu yang tidak mengetahui hakekat (bahayanya) kecuali Allah. Di antaranya ialah:

DIHARAMKANNYA ILMU

Karena sesungguhnya ilmu adalah cahaya yang Allah tanamkan di dalam hati, sedangkan kemaksiatan akan memadamkan cahaya tersebut." (Al-Jawabul Kaafi hal.54)

Sahl berkata, "Haram bagi hati untuk masuk padanya cahaya sedangkan di dalamnya ada sesuatu yang dibenci Allah Azza wa Jalla." (Tadzkirotus Sami' wal Mutakallim hal.67)

Kita juga ingat dengan wasiat Imam Malik Rahimahullah kepada Imam Syafi'i, ketika Imam Syafi'i membacakan kitab Muwatho' dari hafalan beliau di usia yang masih muda. Dengan penuh decak kagum Imam Malik berwasiat,

"Sesungguhnya aku melihat bahwa Allah telah memberikan di hatimu cahaya, maka janganlah engkau padamkan  dengan kegelapan maksiat." (Al-Jawabul Kafi)

Maka, hendaknya kita selalu berusaha menjaga kebersihan hati dari setiap perkara yang dapat mengotorinya. Karena kebersihan hati merupakan kebaikan bagi seluruh anggota tubuh sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam,

"Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat sekerat daging. Apabila ia bagus maka akan  bagus seluruh tubuhnya, dan apabila ia rusak maka rusak pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa (sekerat daging) itu adalah hati." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Wallahu a'lam.. Semoga bermanfaat

#adabpenuntutilmu

(Referensi : Adab Thalibul Ilmi Syaikh Muhamad Ruslan Hafizhahullahu).


@warisansalaf
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado