FAEDAH AS-SUNNAH MANADO 🇮🇩
2.81K subscribers
3.2K photos
110 videos
66 files
6.8K links
Wasilah Dakwah Salafiyyah Manado.
Chanel Resmi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Manado, Di bawah Bimbingan Al-Ustadz Adnan bin Abdul Majid حفظه الله تعالى

Live streaming Kajian:

RADIO SYARIAH.

http://radioislam.id/RadioIslamAsSunnahManado
Download Telegram
UKHTI.... TAHUKAH KAMU?


Bahwa wanita dilarang menceritakan sifat-sifat wanita lain kepada suaminya seakan-akan ia melihatnya.

Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

«لاَ تُبَاشِرُ المَرْأَةُ المَرْأَةَ، فَتَنْعَتَهَا لِزَوْجِهَا كَأَنَّهُ يَنْظُرُ إِلَيْهَا»

"Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain, kemudian ia menceritakan sifat-sifat wanita itu kepada suaminya, seakan-akan ia melihatnya." (HR. Al-Bukhari no. 5240)

"Bergaul" asal maknanya adalah bersentuhan kulit dengan kulit. Yaitu seorang wanita melihat dan menyentuh bagian tubuh wanita lain yang boleh dilihat baginya, seperti wajah dan telapak tangan. Lalu ia ceritakan kepada suaminya, bahwa fulanah demikian dan demikian, wajah dan kulitnya demikian dan demikian, seakan-seakan sang suami melihat wanita itu dengan matanya.

Hikmah dari larangan tersebut adalah karena dikhawatirkan sang suami akan terpesona dengan keindahan tubuh wanita yang diceritakan sehingga ia terfitnah dan menceraikan sang istri.


(Lihat Fathul Baari 9/338 dan 'Aunul Ma'bud 6/132).


#Fawaidumum #akhlak #muslimah #tabarruj #minyakwangi @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
UKHTI.... TAHUKAH KAMU?


Bahwa wanita dilarang memakai pakaian yang mengundang fitnah.

Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

«صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا، قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ، رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ، لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ، وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا، وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا»

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat,

Pertama: satu kaum yang memiliki cemeti-cemeti seperti ekor sapi yang dengannya mereka memukul manusia.

Kedua: para wanita yang berpakaian tapi telanjang, mereka menyimpangkan lagi menyelewengkan orang dari kebenaran.

Kepala-kepala mereka seperti punuk unta yang miring/condong. Mereka ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya surga padahal wanginya surga sudah tercium dari jarak perjalanan sejauh ini dan itu.” HR. Muslim no. 2128

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah menjelaskan,

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mencirikan wanita ahlun nar itu dengan

"Berpakaian" maksudnya mereka mengenakan pakaian, akan tetapi mereka itu:

“telanjang”, karena pakaian yang mereka kenakan tidaklah menutupi aurat mereka dengan semestinya. Bisa jadi karena pakaian itu tipis, ketat, atau pendek. (Taujihat lil Mukminat Haulat Tabarruj was Sufur, hlm. 18)



#Fawaidumum #akhlak #muslimah #pakaian #hijab @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
SUDAHLAH, BERBAIK SANGKA SAJA PADANYA...



Allah ﷻ berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain." (QS Al-Hujurat : 12)


Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:

إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا

"Hati-hati lah dari sifat berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara."

(HR Al Bukhari no. 6064, Muslim no. 2563)


(Sumber: Tafsir Ibnu Katsir surat Al Hujurat : 12).


#Fawaidumum #hadits #akhlak @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
ANUGERAH TERBESAR SEORANG MUKMIN


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

{وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَنِعْمَةً وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ} [سورة الحجرات: 7 - 8] .

"Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan.

Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,

Sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. Al Hujurot:7-8)


Syaikh Abdurrahman as Sa'di rahimahullah berkata,

فهذه أكبر المنن: أن يحبب الله الإيمان للعبد، ويزينه في قلبه، ويذيقه حلاوته، وتنقاد جوارحه للعمل بشرائع الإسلام، ويبغض الله إليه أصناف المحرمات.

"Ini merupakan anugerah terbesar, yaitu disaat Allah menjadikan seorang hamba cinta kepada keimanan, dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatinya, serta merasakan kepadanya manisnya keimanan tersebut.

Begitu juga anggota tubuhnya tunduk melaksanakan syari'at-syari'at Islam, dan Allah menjadikannya benci melakukan perbuatan yang diharamkan."


Sumber: At-Taudhihu wal Bayan li Syajarotil Iman, hal.55


#Fawaidumum #akhlak #tafsir #alquran @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
AGAR HATI JADI LEMBUT & SEMUA HAJAT TERPENUHI.


Sebuah kisah disampaikan oleh Abu Darda' radhiyallahu'anhu :

Satu hari, ada seorang datang menemui Nabi ﷺ, mengeluh tentang kondisinya yang keras hati. Lantas Nabi ﷺ berkata kepadanya

أتحب أن يلين قلبك وتدرك حاجتك؟

'Maukah ku beritahu kepadamu cara ampuh untuk melembutkan hati dan mendapatkan apa saja yang kau dambakan?'

ارحم اليتيم، وامسح رأسه وأطعمه من طعامك يلن قلبك وتدرك حاجتك

'Kasihi anak yatim, usap kepalanya, berilah ia makan dari apa yang kau makan, niscaya hatimu menjadi lembut dan terpenuhi segala yang kau inginkan.'


[HR Ath Thabarani dalam Al Kabir. Dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah no. 854]


Disebutkan juga, sebuah kisah menarik yang disampaikan oleh Abu Bakr bin Hafsh:

أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ كَانَ لَا يَأْكُلُ طَعَامًا إِلَّا وَعَلَى خِوَانِهِ يَتِيمٌ

'Dahulu ada satu hamba Allah, dimana tidaklah ia menyantap makanan kecuali satu meja bersama anak yatim.'


[Shahih. Dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrad, hal 75]


#Fawaidumum #akhlak @warisansalaf



https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
TERMASUK DOSA BESAR SESEORANG MENCELA KEDUA ORANG TUANYA


Abdullah bin Amr bin al 'Ash radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مِنَ الْكَبَائِرِ شَتْمُ الرَّجُلِ وَالِدَيْهِ

"Termasuk dosa besar ialah seseorang mencela kedua orang tuanya.'

Mereka (para shahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, mungkinkah seseorang itu mencela kedua orang tuanya?

Beliau menjawab,

نَعَمْ يَسُبُّ أَبَا الرَّجُلِ فَيَسُبُّ أَبَاهُ، وَيَسُبُّ أُمَّهُ فَيَسُبُّ أُمَّهُ

"ya, (yaitu ketika) ia mencela ayah orang lain lalu orang itu balik mencela ayahnya, dan ia mencela ibu orang lain, lalu orang itu mencela ibunya."

..............................

Keterangan: padanya terdapat penjelasan, bahwasanya siapa saja yang menjadi sebab terjadinya sesuatu, maka perbuatan itu boleh dinisbahkan kepada dirinya.

Dalam hadits di atas sebenarnya orang itu tidak mencela/menghina kedua orang tuanya sendiri. Akan tetapi ketika ia menjadi sebab orang tuanya dihina atau dicela oleh orang lain, maka perbuatan itu pun disandarkan kepada dirinya, dan digolongkan sebagai kedurhakaan kepada orang tua.
...............................

HR. Muslim (no.146), lihat ta'liq Muhammad Fuad Abdul Baaqi.


#Fawaidumum #hadits #mutiarahadits @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
MEREKA SEPERTI TANAH YANG TANDUS...


Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz rahimahullah berkata,

"Betapa banyak manusia saat ini yang keadaan mereka seperti tanah yang tandus, yaitu (tanah) yang tidak bisa menampung air dan tidak menumbuhkan tetumbuhan, disebabkan mereka berpaling, lalai, dan tidak memiliki perhatian terhadap ilmu (agama)." selesai.


Syaikh mengisyaratkan kepada hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang mempermisalkan orang yang belajar ilmu agama dan mengajarkannya seperti air hujan yang turun di atas tanah yang subur, sebagian dari tanah itu bisa menampung air dan disekitarnya tetumbuhan tumbuh subur. Dengan tumbuhan dan air tersebut manusia bisa mengambil manfaatnya.

Sedangkan orang yang tidak peduli dengan ilmu syar'i diperumpamakan seperti tanah tandus yang kering, ketika air hujan turun menyiraminya, tanah tersebut tidak bisa menampung airnya dan tidak menumbuhkan tetumbuhan, jenis yang seperti ini tidak bermanfaat untuk dirinya dan orang lain. ( Lihat Shahih al Bukhari no.79 dan Shahih Muslim no.2282 )


(Sumber: فضل العلم وأخلاق أهله hal.38).


#Fawaidumum #akhlak #ilmu @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado


APAKAH POTONGAN KUKU DAN RAMBUT DISYARI'ATKAN DIPENDAM DI TANAH ?


FATWA SYAIKH ABDUL AZIZ BIN ABDULLAH BIN BAAZ

1⃣ PERTANYAAN PERTAMA: Aku mendengar sebagian manusia mengatakan, bahwa jika sudah selesai memotong kuku, maka hendaknya diambil dan dikubur pada tempat tertentu, dan kemudian dibacakan beberapa surat padanya; seperti Surat Al Ikhlash atau Mu'awwidzatain (Alfalaq dan Annas), dan hendaknya tidak dibuang (sembarangan). Apakah hukum perkara yang seperti ini?

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah menjawab,

هذا شيء لا أصل له، إذا قص الإنسان أظفاره يرميها ولا بأس، ولا حاجة إلى دفنها ولا قراءة القرآن عليها. هذا خرافة لا أصل لها ولا أساس لها، متى قص الإنسان أظفاره رجل أو امرأة فلا حرج في إلقائها في أي مكان.

"Hal yang seperti ini tidak ada dasarnya, bila seseorang memotong kukunya lalu membuangnya begitu saja, maka tidak mengapa. Tidak perlu dikubur atau dibacakan surat Al Qu'ran padanya. Ini adalah khurofat yang tidak ada dasar dan landasannya.

Kapan saja seseorang memotong kukunya, baik laki maupun perempuan, maka tidak masalah dia membuangnya di mana saja.

Sumber:
http://www.binbaz.org.sa/noor/8409



2⃣ PERTANYAAN KEDUA: Apakah wajib mengubur rambut yang rontok dan potongan kuku pada tanah?

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah menjawab,

ليس بلازم، يلقيها في القمامة والحمد لله، ما في دليل على دفنها، إذا ألقاها في القمامة كفى والحمد لله.

"Tidak harus, dia bisa membuanya ke sampah walhamdulillah. Tidak ada dalil untuk menguburnya. Apabila dia buang ke tempat sampah, hal itu sudah cukup, walhamdulillah.

Sumber:
http://www.binbaz.org.sa/noor/8573



#fawaidumum #sunanfithroh @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
SESEORANG AKAN MENGIKUTI ORANG YANG DICINTAI....


Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah berkata,

الحبيب يُقلّد محبوبَهُ حتى في أمُور الدّنيا،

"Seorang yang mencintai akan mengikuti orang yang dicintai, hingga dalam urusan dunia.

فتجِده يُقلّدهُ في اللباس والكلام، بل في الخطّ

Kamu akan mendapatinya mengikuti orang yang dia cintai dalam cara berpakaian, berbicara. Bahkan, cara berjalannya sekalipun.

وهذا من شِدّة محبّتهم له، فالإنسان كلما أحبّ شخصا حاول أن يكون مثله في خِصاله

Ini disebabkan besarnya kecintaan mereka kepada orang yang dicintai. Sehingga, ketika seseorang mencintai orang lain, ia akan berusaha untuk meniru perangai-perangainya.

فإذا أحبَبْتَ النبي -صلى الله عليه وسلم- فإنّ هذه المحبّة تقودك إلى اتّباعه -صلوات الله وسلامه عليه-

Maka, jika kamu mencintai Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kecintaan itu akan mengarahkanmu untuk mengikuti beliau -shalawatullah wasalamuhu 'alaihi-"


(Syarhu Hilyah Thalabil Ilmi, hlm.23).


#Fawaidumum #akhlak #teladan #nabi @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
MEMOHON PERTOLONGAN KETIKA BERIBADAH.


Allah ﷻ berfirman,

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

"Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan."


Asy-Syaikh Ubaid bin Abdillah al-Jabiri rahimahullah berkata,

"Dalam ayat ini, Allah memerintahkan untuk beribadah dan memohon pertolongan,

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

"Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan."

Rahasianya dikatakan oleh sebagian ahlul ilmi,

"Dikarenakan ibadah tidak mungkin dilaksanakan dengan cara yang benar tanpa memohon bantuan kepada Allah."


(Ithaful Uqul bi Syarh Tsalatsatil Ushul, hlm. 93).


#Fawaidumum #aqidah #ibadah @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
MENGHIDUPKAN HATI DENGAN ILMU AGAMA


Al-Hafizh Ibnu Hajar al-'Asqolani rahimahullah berkata,


فَكَمَا أَنَّ الْغَيْثَ يُحْيِي الْبَلَدَ الْمَيِّتَ فَكَذَا عُلُومُ الدِّينِ تُحْيِي الْقَلْبَ الْمَيِّتَ


"Sebagaimana hujan dapat menghidupkan negeri yang mati, maka demikian juga ilmu-ilmu agama dapat menghidupkan hati yang mati."


(FathulBaari 1/177).

#Fawaidumum #akhlaq #akhlak #hati


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
MEMAHAMI TAFSIR KALIMAT TAUHID 2️⃣.


(Terjemah Kitab Tafsir Kalimat Tauhid, karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah)


Beliau melanjutkan,

إذا فهمت ذلك، فتأمل هذه الألوهية التي أثبتها الله لنفسه، ونفاها عن محمد، وجبرائيل عليهما السلام، فضلا عن غيرهما من الأولياء والصالحين، أن يكون لهم مثقال حبة خردل.

Apabila kamu telah memahami hal ini, maka perhatikanlah sifat ketuhanan yang Allah tetapkan bagi diri-Nya, dan Dia nafikan (sifat ketuhanan itu) dari Muhammad dan Jibril ‘alaihimassalam, lebih-lebih lagi dari selain keduanya baik itu para wali dan orang-orang shalih, bahwa mereka tidak memilikinya seberat biji sawi sekalipun.

إذا عرفت هذا، فاعلم أن هذه الألوهية هي التي تسميها العامة، في زماننا: السر، والولاية; فالإله معناه: الولي الذي فيه السر; وهو الذي يسمونه: الفقير، والشيخ; وتسميه العامة: السيد، وأشباه هذا; وذلك أنهم يظنون، أن الله جعل لخواص الخلق عنده منزلة، يرضى أن الإنسان يلتجئ إليهم ويرجوهم، ويستغيث بهم، ويجعلهم واسطة بينه وبين الله; فالذي يزعم أهل الشرك في زماننا أنهم وسائطهم، هم الذين يسميهم الأولون: الإله، والواسطة هو الإله، فقول الرجل: لا إله إلا الله، إبطال للوسائط.

Apabila kamu telah memahami perkara ini, maka ketahuilah bahwasanya bentuk ketuhanan seperti inilah yang dinamakan oleh orang sekarang dengan sirr dan wilayah.

Maka Tuhan maknanya adalah seorang wali yang memiliki sirr, mereka menamakannya dengan faqir dan syaikh. Dan orang awam menyebutnya dengan sayyid dan yang semisalnya.

Hal itu disebabkan mereka menyangka bahwa Allah memberikan kedudukan khusus bagi hamba-hamba pilihan-Nya, yang mana Allah ridha bila manusia berlindung, berharap, dan beristighasah kepada mereka, dan menjadikan mereka sebagai perantara antara dirinya dengan Allah.

Maka orang-orang yang dianggap sebagai perantara (penyampai kebutuhan mereka kepada Allah) oleh pelaku kesyirikan di zaman kita ini, sebenarnya (oleh pelaku kesyirikan) di zaman dahulu dinamakan dengan tuhan, maka perantara sama sama saja dengan tuhan (yang disembah).

Sehingga ucapan “lailahaillallah” membatalkan perantara-perantara tersebut (karena hakekatnya mereka adalah tuhan yang disembah).


Bersambung insyaallah...


Tafsir Kalimat Tauhid.
#Fawaidumum #aqidah #tauhid


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
MEMAHAMI TAFSIR KALIMAT TAUHID 3️⃣..


(Terjemah Kitab Tafsir Kalimat Tauhid, karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah)

Beliau rahimahullah melanjutkan,

إذا أردت أن تعرف هذا معرفة تامة، فذلك بأمرين: الأول: أن تعرف أن الكفار الذين قاتلهم النبي صلى الله عليه وسلم وقتلهم، وغنم أموالهم، واستحل دماءهم، وسبى نساءهم، كانوا مقرين لله بتوحيد الربوبية; وهو أنه لا يخلق إلا الله، ولا يرزق، ولا يحيي، ولا يميت، ولا يدبر الأمر إلا الله، كما قال تعالى: {قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلا تَتَّقُونَ} [سورة يونس آية: 31] .

Apabila kamu ingin memahami perkara ini dengan baik, maka bisa dengan dua perkara:

Pertama: dengan anda mengetahui bahwasanya orang-orang kafir yang diperangi dan dibunuh oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dirampas hartanya, dihalalkan darahnya, dan ditawan para wanitanya, adalah orang-orang yang mengakui tauhid rububiyyah bagi Allah, yaitu (mereka yakin bahwa) tidak ada Pencipta, Pemberi rezeki, Yang menghidupkan dan mematikan, dan mengatur urusan kecuali Allah. Sebagaimana firman (Allah) ,

“Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" (QS. Yunus:31)

وهذه: مسألة عظيمة، مهمة، وهي: أن تعرف أن الكفار شاهدون بهذا كله، ومقرون به، ومع هذا لم يدخلهم في الإسلام، ولم يحرم دماءهم وأموالهم، وكانوا أيضا يتصدقون، ويحجون، ويعتمرون، ويتعبدون، ويتركون أشياء من المحرمات، خوفا من الله عز وجل.

Ini merupakan masalah yang agung dan penting, yaitu anda megetahui bahwasanya orang-orang (tersebut) mempersaksikan dan mengakui semua ini. Namun ternyata (keyakinan mereka tersebut) belum cukup membuat mereka masuk ke dalam Islam, dan tidak mengharamkan harta dan darah mereka. Padahal mereka juga bersedekah, berhaji dan umrah, beribadah, dan meninggalkan beberapa perkara yang haram karena takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla.


Bersambung insyaallah....


(Tafsir Kalimat Tauhid).
#Fawaidumum #aqidah #tauhid


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado